Thursday, May 10, 2007

Big Mouth


Ditelevisi, radio, koran maupun majalah kita terlalu banyak bicara, bahkan saat di warung kopipun (di) sambil meneguk setengah gelas kopi dan sebatang rokok, kita juga terlalu sibuk bicara. Seakan seorang komentator SepakBola yang merasa lebih tahu dan lebih hebat dari pemain sepakbola dilapangan.

Itu wajah kita, selalu mengomentari sesuatu masalah dengan menganggapnya mudah seperti membalikkan telapak tangan. Selalu bicara apa yang dilakukan orang yang tidak seperti keinginan kita. Yang mau harusnya begini... harusnya begitu, seakan semua itu mudah.

Bahkan tepuk tangan dan banyak mata yang melihat semakin memunculkan banyak kosa kata yang tersambung mengalirkan kata kata. namun....

Terlalu sibuknya bicara, sehingga tak lagi sempat untuk berbuat. Karena yang terpikir... berbicara lebih mudah dari pada berbuat.

0 komentar: